Minggu, 19 Mei 2013

CUILAN CERPENKU

...............................................................................

Walaupun sudah kupersiapkan untuk mengungkapkan semua rencana itu, toh aku merasa sedih dan nelongso juga. Aku tak bisa menahan air mata ini meleleh membasahi pipiku ketika aku tak sengaja menemukan sepucuk surat yang ditulis ibunya, mertuaku. Di dalam suratnya itu tergores rasa sedihnya. Dijelaskan di sana bahwa beliau sangatlah mendambakan seorang cucu. Namun, hal itu tak kunjung datang. Setahun, dua tahun, tiga tahun, hingga sekarang masuk tahun ke tujuh tak jua datang tanda-tanda. Sebagai seorang wanita, aku cukup peka dan tahu diri atas kekuranganku ini. Oleh sebab itu sebenarnya aku sudah mengatur saat yang tepat untuk menyampaikan rencana yang kususun berdasarkan ketulusan, keikhlasan, dan kasih sayang. Walaupun mungkin cukup mengagetka hati suamiku.
            Ya ……………………hampir kami tak pernah bertengkar. Suamiku sungguh sangat menyayangiku apa adanya. Dan aku sendiri juga sangat mencintai dia dengan sepenuh hati. Apalagi dia adalah sosok suami yang menyenangkan dan nyaris tak punya kekurangan.
           ............................................................................................................................ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar