Minggu, 19 Mei 2013

CUILAN CERPENKU

......................................................................................................

Kuingin kau selalu melihat jendelaku agar setiap saat aku dapat melihat wajahmu. Tapi kenapa kau lebih senang duduk di bawah pohon cemara menunggu daun kering berguguran. Sesekali kau ambil daun kering berujung tajam lalu kau mainkan dengan sebelah tangan dan kau putar-putar. Walau hanya punggung yang bisa kulihat, tapi aku bisa membaca wajahmu. Dan aku tahu kau.
            Menurutku, ketika laki-laki menangis, bukan sebutan cengeng atau kurang jantanlah. Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan derita sehingga dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu. Dia tidak perlu orang mendekatinya, dia juga tidak perlu orang untuk menghiburnya. Yang diperlukan hanyalah beberapa menit untuk menenangkan batin. Menangis merupakan dinamika emosi yang ada di setiap manusia, entah itu wanita maupun pria.
            Bicara soal nangis, aku jadi malu sendiri. Belum lama kenal Baskoro aku sudah beberapa kali nangis padanya. Entahlah aku merasa dekat dengannya. Di hatiku Baskoro adalah adikku. Pantaslah kalau kakak curhat ke adiknya. Walaupun pernah terselip perasaan nggak enak.
……………………………………………………………………………..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar